Bagi Anda yang hobi beli nasi bungkus, catering, masakan pesan untuk anak kos, atau ikut dalam acara-acara tertentu di Indonesia. Pasti tidak absurd dengan pembungkus masakan yang biasanya berwarna putih, dibuat ibarat piring atau tempat masakan tertutup, dan teksturnya empuk, ringan, serta halus dan kadang gampang disobek.
Pernahkah Anda bertanya-tanya, benar amankah ini bila dipakai sebagai wadah konsumsi, utamanya untuk masakan yang panas atau dingin? Wadah masakan ini umumnya mempunyai kandungan polisterina, yang beberapa orang khawatir dikarenakan menjadi salah satu zat pemicu kanker.
Namun, Dra. Ani Rohmaniyati MSi., Kasubdit Standarisasi Produk dan Bahan Berbahaya, Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya, Badan POM Indonesia, menyampaikan bahwa telah dilakukan pengujian untuk kemasan masakan tersebut pada tahun 2009 oleh BPOM. Dikatakan bahwa BPOM memberi pernyataan jika kemasan ini tetap kondusif dipakai untuk masyarakat Indonesia, asalkan tidak terlalu sering atau berlebihan.
Dalam program 'Strawberry Tidak Menyebabkan Kanker, Mitos dan Fakta di Balik Kemasan Makanan Styrofoam', pada awal tahun 2018 ini, di tempat Senayan, Jakarta Selatan, Ani memaparkan bahwa penelitian independen tersebut dilakukan pada 17 kemasan dengan materi polisterina. Kemudian, pada kemasan itu ditemukan residu 10 - 43 ppm, dan angka tersebut masih jauh di bawah level berbahaya.
Ani mengatakan, batas residu stirena dari styrofoam tak boleh melebihi 5000 ppm. Akan tetapi, beberapa orang malah sering menggunakannya bahkan 2 hingga 3 kali sehari. Nah inilah yang perlu lebih berhati-hati. Ani menambahkan, residu sanggup berpindah apabila styrofoam menyentuh masakan dan pemakaian yang terlalu sering sanggup menyebabkan peningkatan angka residu yang ada di dalam tubuh.
Kemudian di program yang sama, Product Stewardship Specialist dari Triseno Hong Kong ialah Libby Fong, turut menyatakan bahwa kemasan styrofoam ini tetap kondusif untuk masakan yang panas maupun yang dingin. Disebutkannya bahwa stirena juga terkandung secara alami pada beberapa materi mirip kopi, kayu manis, stroberi, bahkan daging. Dan beberapa negara lain pun pernah melaksanakan penelitian juga, dan dinyatakannya jika kemasan ini tetap kondusif bagi kesehatan.
Nah, dengan demikian anda tidak perlu terlalu khawatir lagi asalkan penggunaannya tetap dalam penggunaan normal dan tidak keseringan. Bila memungkinkan untuk mengganti dengan wadah dengan materi yang lebih kondusif disarankan untuk penggunaan jangka panjang (sehari-hari). Mencari info kredibel atau berkonsultasi pada jago tentu juga akan lebih baik.
Tag :
Gaya Hidup,
Makanan
0 Komentar untuk "Amankah Wadah Masakan Styrofoam / Gabus Untuk Catering Bagi Kesehatan?"